Minggu, 11 Mei 2014

Mind Map Konjungsi

Seneng banget nih!!

Lagi semangat bikin mind map jadinya baguus.... Yeyy!!

Biasanya bikin mind map bisa lebih dari satu hari, tapi mind map yang ini dibutnya gak sampe sehari...








Foto aib 7A

Assalamualakum wr wb


Aku mau ngeshare foto-foto aib 7A ah.....


Pada mau liat foto-foto aib 7A gak??
.
.
.
.
.
.
.
Siapa yang mau liat???
.
.
.
.
.
.
.
Bener nih mau liat??
.
.
.
.
.
.
Yang mau liat scroll ke bawah yaa
.
.
.
.
.
.
.
Yang mau lihat harus sabar yaa :)
.
.
.
.
.
.
Kalau mau lihat harus berusaha dulu :D
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan kesel dulu yaa :p
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Berdo'a dulu kalau mau lihat
.
.
.
.
.
.
.
Akhirnya setelah Berdo'a kamu bisa mendapatkan hasilnya :)  =>

yang mau liat foto-foto aib 7A bisa buka di blog 7A yaaaaa:

7heavengers13.wordpress.com


Maaf ya aku lagi iseng


Hehehehehe :b


Bentar lagi UAS!!

Gak terasa bentar lagi UAS!!

Keinginanku di akhir kelas 7 ini:
- Bisa mengerjakan seluruh soal-soal ujian
- Seluruh nilai UASku di atas 90
- Seluruh nilai RAPOTku di atas KKM semuaa
- Bisa membahagiakan ortu
- Bisa naik kelas 8 dengan nilai yang memuaskan
- Dan masih banyak lagi yang aku gak bisa tulis disini


Semoga keinginanku bisa tercapai semua.. Amiin!!!

Senin, 05 Mei 2014

Power Point Solok, Sumatra Barat, Indonesia

Solok, Sumatra Barat, Indonesia

Drama B Inggris

Mission Impossible


Greatings:  “Assalamu’alaikum Wr.Wb.”
Bita & Tesa: “Today, we would like to do a drama of Mission Imposible.”
(INTRODUCE YOURSELVES ONE BY ONE. Example: Hello I’m Almi and I’m going to play a character as a CIA agent. Namira working partner.)
Bita & Tesa (as narator): “Ladies and gentleman, please straigten your sits. Here is the story begins.”

AT THE C.I.A TOWER
Namira: “Hello, good morning, Almi! We’ve got a work to do from Mr Bean.”
Almi: “O... My... Good!” (Screaming)
Namira: “ What’s happening?!!” (Scream & Shocked)
Almi: “Nothing.” (Irritating face)
Namira: “Uhh... (Muka kesel) Now here’s the file. Please take a careful look, Miss Weirdo!”
Almi: “HUH!” (Kesel)
Almi & Namira (as narator): “While Almi and Namira discussing about the new work, here are the criminals that they should look after.”
Tesa: “Now, here is the mission. We enter the building by Door A. Do you understand?”
Bita: “Yes, I do. And I’ve already got the password to pass it”  (Typing on the computer)           
“AlfaTangoRomeo29908”
Tesa: “Okay. Do you think we’d need back up?”
Bita: “Nope (Tegas sambil melambaikan tangan) we’re good enough,boss. I don’t wanna spend more moneyonly for this easy... Pizzy... Job!”
Tesa: “Good. Now I’m going to grab some starbucks greentea latte. I’ll be here witin 20 minutes. Soo loong, Partner!” (Suara keras sambil jalan menuju pintu)
Bita: “So long! Amd grab me some too! Hehehe (Suara keras sambil ketawa)
Tesa: “Whatever.” (Kesal)
Tesa & Bita (as narator): “Next 2 days. Action Time”
(Pose freestyle gaya keren)
(Almi & Namira akting lagi menyeundup pelan – pelan)
Almi: “OMG! They’re here in the building!” (Shocked sambil megang GPS)
Namira: “ Gimme your GPS! (Ngrebut GPS Almi) O... My... Gun! Take out the gun! (Suara keras sambil nyuruh Almi ngeluarin pistolnya)”
Almi: “Here it is.”
Namira: “Alright, thanks.”
(Standby) (Sambil nutupin jalan Almi)
(Almi & Namira meets Tesa & Bita)
(Semuanya teriak lebay)
Almi: “Gotcha, you Criminal! What are you doing here in the most safety building in the world?!” (Marah, suara keras)
Bita: “Ew... (Muka kesal dan nyebelin) None of your business, chap! (Marah)”
Tesa: “Stop striking! Just let us explain.”
Almi & Namira: “No way!!” (Teriak)
(Akhirnya Tesa & Bita nyerah)
Namira: “What’s your plan for coming here?”
Tesa: “We’re verry sorry... (Nyerah, pasrah) we’re not criminals.”
Almi & Namira: “No way!!” (Teriak lagi)
Tesa: “We’re here to arrest Mr Bean for robbing Mr president’s office. And yes, we’re FBI.”
Almi: “WHAT?!” (Shocked)
Bita: “Yea... So congrats, ladies! We’re FBI” (Muka nyolot)
Almi & Namira: “Mr Bean?!! (Shocked) UNBELIEVABLE!” (Cengo)
Bita: “So this is it. The mission which is impossible to understand”
(Senyum canggung / awkward smile)
Everyone: “Thank you. Wassalam wr.wb”


Almi: “CIA AGENT”
Namira: “CIA AGENT”
Tesa: Mysterious Criminal

Bita: Mysterious Criminal

Selasa, 29 April 2014

Puisi Sahabat

Sahabatku
Oleh: Namira Az Zahra

Sahabatku
Kau adalah teman dekatku
Kita bercanda dan tertawa bersama
Membuat hati kita bahagia

                                                                                Sahabatku
                                                                                Kau selalu menemaniku
                                                                                Dalam keadaan sulit yang menimpaku
                                                                                Kau selalu memberi saran kepadaku


Sahabatku
Kau tak pernah membutku bosan
Kau selalu menghiburku
Walaupunku tak terlalu mendengarkan
Kau tetap menghiburku
                                                                                
                                                            Sahabatku
Kau selalu mengingatkanku
Ketika aku berbuat salah kepada siapapun
Aku tidak akan melupaimu
Selamanya.....

Unsur Intrinsik Cerpen "Real Friends" karya Regina Natalina Naomi

Aku tidak tahu, sungguh. Ini mustahil. Aku tidak melakukannya! Aku bukan pelakunya.
Ah ya, perkenalkan aku Sherly. Siswi kelas 3 SMP Nusa Antara. Em, ingin tahu apa yang kualami? Mmm, mungkin aku perlu bercerita.

Semua dimulai dari sahabatku yang mendapat teror dari orang yang tak dikenal berupa surat misterius. Semula, sahabatku Andina mengabaikannya, tapi lama-kelamaan ia merasa terusik juga oleh surat-surat itu.
Ia mulai menyelidiki segala kemungkinan yang berhubungan dengan surat itu. Anehnya, semua buktinya mengarah padaku. Hei, bukan aku pelakunya! Aku jujur, sungguh.

Kalau buntut masalah ini tidak panjang, aku juga tak akan memproblemkannya. Tapi sekarang, semua orang menatapku seolah aku adalah kutu di rambut mereka. Mereka semua menganggapku pengkhianat, jahat, antagonis. Aku benci semua itu. Persahabatanku hancur, diikuti reputasiku.
Aku berusaha kuat. Kuat saja, kuat. Aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang-orang yang hanya bisa menuduh tanpa membuktikannya.
Segala masalah ini membuatku lelah. Lebih baik aku beristirahat.
***

"Liat tuh, si pengkhianat. Hah, jahat banget dia. Masih belagak ga ada apa-apa lagi. Idih, jijik gue." Suara seorang siswa mulai menghinaku. Aku bersikap santai dan tidak menghadapi dengan harap dia lelah sendiri.
Tapi nampaknya itu mustahil. Dia malah terus menghinaku, terus. Dan itu didepan Andina dan membuatnya semakin benci denganku.
Apa jangan jangan... Dia pelakunya? Dara pelakunya? Astaga, apa yang dia harapkan dengan berbuat seperti itu? Berharap Vieno beralih padanya? Mencari sensasi? Atau apa?
Tapi itu jelas tidak mungkin. Tidak mungkin.
***

Aku memejamkan mataku. Lelah mendera, menuntutku segera tidur. Tapi beban yang menimpaku ini seolah menahanku, tidak dapat beristirahat dengan tenang. Memoriku mengingat saat Andina pertama kali mendapat surat teror itu.
"Ada apa, An?"
"Tau nih, ada surat buat gue,"
"Surat cinta kali?"
Andina nyengir. "Pengennya sih gitu.
"Yaudah, buka aja!"
"Oke..."
Heh, Andina anak sok manis…
Gue ingetin, jangan sok! Muak gue ngeliat lo. Inget ya. Awas lo. Jika lo terus tebar pesona sama si dia gue bisa pastiin semua bisa mengancam hidup lo. Gue gak akan biarin lo hidup tenang! Ngerti?
Wajah Andina syok, tapi sejenak kemudian dia bersikap santai dengan berkata, "Biarin aja. Orang iseng kali!"
Aku ingat, saat itu aku hanya mengangkat bahu tidak tahu. Lagipula aku bisa menanggapi apa? pikirku kala itu.
Aku mengerjapkan mata pelan. Kupandangi sebuah gelang pemberian Andina yang melingkar di pergelanganku. Benarkah Andina sahabatku? Kenapa dia mudah terhasut orang lain? Sahabat yang sejati tak akan langsung mudah percaya pada perkataan tanpa bukti orang lain yang memfitnah sahabatnya, bukan?
Ah, aku ingat ibuku sempat berkata bahwa ada surat untukku sebelum ia berangkat kerja.
Kubuka amplop itu.
...
Heh Sherly,
Gimana? Enak, diabaiin temen? Enak? Mudah mudahan lo suka.
Tunggu aja deh, masih ada kejutan lainnya buat lo. Semoga lo suka, haha!
Pengen ga diganggu oleh masalah ini lagi? Gue liat mata lo berkantung gitu ya. Haha. Mau gak gue kembaliin sahabat dan reputasi lo? Tapi ada syaratnya. Jauhin Vieno!
From someone who hate you
...
Aku tercekat. Mataku mengerjap beberapa kali. Nyatakah ini? Siapa? Siapa yang tega melakukan ini?
Dia ingin aku menjauhi Vieno? Vieno sahabatku, tetangga sejak kecilku, sekaligus sepupu baikku?
Ini harus diluruskan.
***
Ien, gw tunggu lo di tempat biasa yo. gpl. penting bro, cepet.
Begitulah isi SMS yang kukirimkan pada Vieno. Aku memang harus mengkoordinasikan ini pada sepupu terdekatku ini. Jika tidak, masalah semakin panjang dan aku akan semakin stres.
Oke sis, gw dtng segera.
Aku menghela napas lega. Semoga masalah pelik ini dapat semakin cepat terurai.
***
"Ada apa, sis?"
"Gini, ..." Aku menjelaskan segala beban yang bertengger di pundakku yang kutanggung sendiri selama sebulan ini. Vieno mengangguk mengerti.
"Iya, gue emang keren, jadi banyak fansnya."
"Eh, gue udah panik gini lo malah narsis gitu, Ien? Woy, nyadar bro!"
"Becanda kali Sher! Oke, gini aja. Lo laksanain peritah orang nyebelin itu."
"Lalu?"
"Nanti kita omongin lagi. Oke, sekarang lo mau traktir gue?"
"Dasar!"
***
...
Sherly sok cantik!
Lo gak denger omongan gue kemaren? Kenapa lo malah nemuin Vieno? Pake becanda2 gitu lagi, iewh.
Gue mau ketemu lo, sok cantik! Belakang sekolah, besok pulang sekolah. Jangan ajak siapapun!
Inget!
...
Mau apa sih, orang ini? Jahat sekali. Oke, aku akan pergi.
***
Kupandangi seluruh penjuru taman belakang ini. Mana si misterius itu? Pengecutkah dia sehingga berubah pikiran?
"Gue kira lo ga dateng, Sherly."
Suara itu- Dara! Benar dugaanku. Aku memutar tubuhku.
"Kenapa lo nantangin gue kesini?" nada ucapanku gagah berani sekaligus menantang.
"Berani? Oke, gue minta lo jauhin Vieno!"
"Kenapa begitu?" tanyaku.
"Karena gue suka sama Vieno!"
"Kalo gue bilang, gue dan Vieno ga punya hubungan khusus, masalah lo apa?"
"Cih!" cibir Dara meremehkan. "Keliatan akrab begitu!"
"Karena gue sepupu Vieno!"
Dara membeku. Pipinya mulai berubah soft pink. Dia tak mampu berbicara. Aku mengalahkannya dalam satu kalimat.
"Kenapa diem? Malu atau apa?"
Dara terduduk lemas. "Sori..."
"Trus gimana lo blikin semua ini? Bisa?"
"Gue coba..."
***
Keadaan membaik. Semua tak memandangku layak kotoran di sepatu.
Tetapi aku mendiamklan Andina. Ternyata Andina disuruh Dara, lalu Andina menurutinya, dan itu membuatku berang! Sahabat sejak SD-ku dengan mudahnya menuruti orang yang baru dikenalnya tidak sampai setahun. Huh, baik sekali.
Andina berusaha meminta maaf padaku, aku terus mengabaikannya. Ia mengikutiku saat perjalanan pulang, mencoba menjelaskan. Semula, aku tak mengindahkannya. Tapi satu kalimat langsung membuat persepsiku berubah.
"Gue ga mau lo terluka..."
Aku menoleh padanya.
"Gue ga mau lo disakitin Dara. Dia bilang akan nyakitin lo kalo gue ga ngelakuin apa yang dia mau. Sebenernya, gue tersiksa, Sher, gue kesiksa ngeliat lo sedih banget gitu. Tapi kalo gak..."
"Stt," potongku. "Thanks ya An... Perhatian lo baik banget. Maaf gue sempet prasangka buruk sama lo..."
"Gue yang harusnya minta ma..."
'Sttt, udahlah. Yang penting... Friend?"
"Friend! Thanks Sher, lo mau maafin gue!"
Aku memeluk Andina. Sahabatku, selamanya takkan berubah. Sahabat sejatiku yang rela mengorbankan perasaannya demi menyelamatkan hati sahabatnya, meski dia kurang berpikir lebih jauh. Tapi dia tetap sahabat sejatiku.
Andina balas memelukku. "Thanks..." bisiknya.


TAPASS

Tema                          : Persahabatan
Amanat                      : Berbaik sangka terlebih dahululah kepada teman.
Penokohan               : -Protagonis: Sherly, Andina, Vieno
              -Antagonis: Dara
              -Tritagonis: Ibu
Alur                             : Campuran                
Setting latar               : -Waktu: Malam, besok pulang sekolah, perjalanan pulang sekolah.
                                      -Tempat: Sekolah, rumah, taman belakang sekolah.
                                      -Suasana: terganggu, tegang, membaik.

Sudut Pandang       : Orang pertama, tokoh utama.